Ruya / Mimpi




Sinopsis Drama Turki "Ruya / Mimpi" ||
Elif tengah bermimpi menjadi desainer terkenal dengan menggelar pameran rancangannya. Ia sukses mengadakan pameran itu. Lalu pangerannya, Bulut datang untuk memberikan ucapan selamat kepadanya. Mimpinya buyar tatkala Gulendam, ibu tirinya membangunkannya. “Elif bangun…!! Jam berapa ini? Apa aku harus tiap hari membangunkanmu? Kami kelaparan. Siapkan sarapannya sekarang. Allah…Allah…” kata Gulendam. Elif tinggal bersama ayah tirinya, Faysal, ibu tirinya Gulendam, kakak tirinya Inan dan adik tirinya Cemre. Keluarga tirinya sangat memojokkan Elif dan menyuruhnya untuk membuat sarapan lah, membuat teh, hingga gaji Elif selalu diminta Gulendam untuk keperluannya sendiri.



Elif dan Yildiz sahabat karibnya bekerja sebagai karyawan butik milik Bulut Giray, Sang perancang mode ternama, Putra dari Cihan Giray dan Ruhsan. Mereka bekerja bersama di bawah kepemimpinan Munevver. Elif menceritakan soal mimpinya itu kepada Yildiz. Dan Yildiz malah antusias dengan mimpi yang Elif ceritakan tadi.

Sedangkan Alaz, yang merupakan adik tiri Bulut bekerja di kantor yang sama dengan Bulut. Selain itu, dia juga terlibat dalam bisnis penadah mobil curian. Setelah Alaz selesai dengan urusannya ini, ia kembali ke kantor. Bulut memberikan surprize ulang tahun kepadanya. Alaz sangat senang dengan pesta kejutan ini, terlebih dihadiri rekan kerjanya. Namun, Ruhsan, ibu Bulut datang, “Apa-apaan kamu Bulut, kamu tengah sibuk menyiapkan pesta ulang tahun sementara nanti malam ada Pameran Rancangan Brand kita. Jangan lupakan itu. Kita harus total mala mini. Jika sudah selesai, kita akan meeting segera.” kata Ruhsan. “Ya ibu, aku ingin memberikan kejutan untuk Alaz, sebagai bentuk pengabdiannya kepada perusahaan kita. Supaya lebih termotivasi lagi” kata Bulut. Ruhsan pun enggan menanggapinya dan kembali ke ruangannya. Cihan Giray, ayah Bulut pun memberikannya kado berupa jam tangan.

Sementara Inan, kakak tiri Elif hanyalah seorang pengangguran. Rupanya, ia bersama rekannya Isa terlibat pencurian mobil yang dijual di tempat Alaz. Sedang ayah Elif hanya pedagang keliling.

Elif dan Yildiz tengah asyik melayani pelanggan. Ada pelanggan usil yang mengajaknya kenalan. “Tidak sopan sekali Anda ini. Pacarmu sedang ada di ruang ganti.” bentak Elif. Yildiz yang melibat sahabatnya diganggu bermaksud melerainya.

Setelah Bulut memberikan kejutan ulang tahun kepada Alaz, ia menuju ruangan ibunya untuk membicarakan persiapan pamerannya. Ruhsan, ibunya mengutarakan kepada Bulut bahwa tidak senang anaknya memperlakukan special kepada karyawannya. “Bulut, kita harus professional dengan pekerjaan ini, dia hanya bawahan kita. Kamu harus tahu itu, jangan mereka terlalu diistimewakan.” kata Ruhsan. “Mengapa kamu selalu membesar-besarkan masalah. Dia memberikan pesta ini untuk mengapresiasi kerja kerasnya selama ini. Dan dia berhak mendapatkan ini semua.” kata suaminya yang kebetulan juga ada di ruangannya. Alaz tak sengaja menguping pembicaraan mereka. Alaz kesal dengan apa yang diucapkan Ruhsan.

Munevver, manajer Elif juga mendapat undangan untuk Pameran nanti. Karena mertuanya sedang dirawat di rumah sakit, akhirnya Yildiz memohon pada Munevver untuk menghadiri pameran itu bersama Elif. Yildiz memanfaatkan situasi ini agar Elif bisa lebih dekat dengan Bulut. Yildiz dan Elif berusaha mengelabui kakak tirinya bahwa Elif akan menginap di rumahnya. Inan pun menyetujuinya. Dan mereka pun akhirnya bisa datang dengan mobil dan sopir sewaan mereka.

Pameran pun dimulai. Alaz terperangah dan tertarik saat melihat Elif datang. Lalu Elif dan Bulut duduk berhadap-hadapan. Bulut nampak memandangi Elif yang tampil anggun malam itu. Sedang Shahika, kekasihnya merasa cemburu melihat Bulut. Bulut tidak menganggap Shahika sebagai kekasihnya. Orangtuanya lah yang berusaha mendekatkan mereka. Karena Elif gugup diawasi Bulut, ia memilih untuk segera pergi dari sana. Naas, ia menyenggol pelayan dan pelayan itu menumpahkan air di baju Ruhsan. Ruhsan marah-marah. Elif mencoba membela pelayan tadi. “Aha…kamu ini siapa? Bisa-bisanya kamu memarahiku. Aku tidak ada urusan denganmu.” kata Ruhsan. Yildiz membisikkan pada Elif untuk berhenti saja karena yang ada di hadapan Elif saat itu adalah ibunya Bulut. Ruhsan enggan memperpanjang urusan itu. Bulut yang melihat kejadian itu lalu mengantarakan Elif dan Yildiz pulang. Alaz melihat dari kejauhan dan mengatakannya pada Sahika.

Di luar gedung, Elif tersandung dan Bulut dengan sigap membantunya. Naas, ada wartawan yang memotret kejadian ini dan menybarkannya di internet. Bulut akhirnya mengantarkan mereka. Yildiz dan Elif berkilah saat ditanyai Bulut soal Elif. Yildiz mengatakan kalau Elif ini adalah desainer. Yildiz pun memberikan alamat palsunya agar Bulut segera menurunkan mereka. Bulut lalu pamit dan mencium Elif karena sejak awal Bulut menyukainya.

Keesokan harinya, Ruhsan menanyai Bulut soal wanita yang ditolong anaknya itu. Bulut pun enggan menanggapinya. Ruhsan mewanti-wanti anaknya agar tidak mengecewakan Sahika. Sementara di tempat kerja Elif, Munevver melihat foto Bulut dan Elif tersebar di internet. Elif sangat kaget melihatnya. “Ulah siapa ini….kalau keluargaku tahu pastinya….” gumam Elif. Dan benar, foto itu dilihat oleh Cemre, lalu ia melaporkannya kepada ibunya. Gulendam marah bukan main dan memperlihatkan pada suaminya. “Lihat Faysal…apa yang anamu ini lakukan, ini bencana..bencana….dia mempermalukan kita. Bukankah sudah kubilang kau jangan kasih dia izin menginap di rumah Yildiz. Lihat, sebentar lagi orang-orang akan menggosipkan kita” kata Gulendam. Faysal pun marah dengan kelakuan putrinya. Ia lantas menemui Selami, pria yang tertarik dengan Elif agar segera menikahi putrinya secepatnya.

Sementara itu Bulut mengajak Elif bertemu untuk melihat desainnya. Bulut dan Elif pun akhirnya bertemu. Bulut sangat tertarik dengan desain Elif dan berencana mengajaknya kerja sama. Bulut pun mengajak Elif untuk makan malam besok. Sedang Alaz yang juga tertarik sejak awal bertemu Elif, berusaha mencari tahu sosok Elif di web perusahaannya. Dan ketemulah ada file Elif yang merupakan karyawan Bulut.

Kemarahan Gulendam dilampiaskan kepada Inan. Inan lalu marah dan mendatangi tempat kerja Elif. Inan lantas mencari Yildiz. Yildiz dimarahi habis-habisan oleh Inan. Beruntung Elif segera datang dan melaporkan kejadian yang dialaminya. Yildiz melarang Elif untuk pulang karena khawatir Elif akan disiksa oleh keluarganya.

Di tempat lain, Cihan tengah bertemu dengan Nurhan, ibu dari Alaz. Cihan bercerita soal pesta ulangtahun yang dibuat oleh Bulut kepada Alaz. Bulut belum mengetahui kalau Alaz saudaranya, begitu juga Alaz. Saat Cihan dan Nurhan saling memegang tangan, Sahika menegur mereka. Sahika curiga mereka ada sesuatu.

Situasi hati Elif sedang kacau soal foto itu. Tiba-tiba Bulut datang ke tempat kerjanya untuk kunjungan rutinnya. Dan ia bertemu Elif. Bulut kecewa dengan kebohongan Elif. “Elif…wow kamu sukses mengelabuiku. Aktingmu, tindakanmu luar biasa. Kamu datang dengan memakai rancangan desainerku. Kamu bilang kamu seorang desainer, stylist, lalu apa lagi.? Lalu siapa yang kamu panggil sopir pribadimu itu, huh? Dan sekarang,….kamu adalah orang paling tidak tahu malu yang pernah aku temui, Elif.” kata Bulut sambil pergi. Elif merasa sakit dengan ucapan Bulut. Dan hanya bisa pasrah menjalani kehidupannya.

Elif pulang malam itu. Keluarganya sudah menunggu. Elif hanya bisa pasrah dengan rencana keluarganya yang menikahkannya dengan pria berusia 47 tahun itu. Sahabatnya Yildiz datang ke rumah Elif. Ia akan membela Elif habis-habisan agar tidak sampai menikah dengan pria itu. Elif pun menjelaskan tidak ada lagi yang bisa diperbuat. Inan yang menguping pembicaraan adiknya merasa trenyuh dengan penderitaan adiknya.

Keesokan harinya, Yildiz dengan sigap menemui Bulut di kantornya. “Dalam hal ini aku yang salah. Aku yang merencanakan semuanya. Elif tidak tahu apa-apa. Karena kejadian selama soal foto itu, keluarganya akan menikahkan Elif dengan pria lain. Tn. Bulut, jika anda mencintainya datanglah ke alamat Elif yang asli. Karena Elif nanti malam akan dilamar oleh seseorang” kata Yildiz. Bulut masih pikir-pikir soal ini.

Sedang di rumah Alaz, Alaz kaget melihat ibunya tiba-tiba tersungkur di lantai. Ia segera membawa ibunya ke rumah sakit. Di sana Alaz ditemani Cihan yang merupakan ayah kandungnya. Kondisi Nurhan mulai membaik. Nurhan pun mengatakan pada anaknya, “Nak, maafkan atas kebohonganku. Maafkan ibu. Cihan Giray…adalah ayah kandungmu.” kata Nurhan. “Tidak…tidak…itu mustahil…”kata Alaz.

Tidak terima adiknya mendapat tekanan batin ini, Inan datang untuk memberi dukungan kepada Elif. “Sudah terlambat. Toh, kamu juga sama dengan mereka. Jangan memberiku harapan kosong lagi.” kata Elif pasrah.

Dan pertunanganpun tiba. Selami (47th) dan juga ibunya datang membawakan seserahan untuk melamar Elif. Sudah berkumpul keluarga besar Elif. Dari seberang, Bulut yang saat itu bertemu dengan Sahika di café akhirnya memberanikan diri untuk pergi ke rumah Elif. Bel pun berbunyi. “Siapa yang datang di saat seperti ini??” kata Gulendam. Bulut pun masuk ke rumah Elif. Elif terperangah. “Elif, aku datang untuk menjemputmu dari sini. Ayo kita pergi dari sini. Genggamlah tanganku, mari kita pergi sekarang.” kata Bulut.


Detail
Judul Asli: Ruya
Judul Indonesia: Mimpi
Genre: Romance, Drama
Jumlah Episode: 10
Stasiun TV: Show TV
Penayangan: 18 Juli 2017 - 24 September 2017
Perusahaan Produksi: Gold Film
Sutradara: Cemal San
Penulis Skenario: Kaktuz Yazi Grubu
|

Cast
Hazal Filiz Kucukkose sebagai Elif Ardali
Ceyhun Mengiroglu sebagai Bulut Giray
Ulas Tuna Astepe sebagai Alaz
Ozge Ozder sebagai Ruhsan Giray
Ozge Sezince sebagai Gulendam Bukum Ardali
Goncagul Sunar sebagai Vuslat Akarsu
Funda Bostanlik sebagai Yildiz Akarsu
Turgut Tuncalp Faysal Ardali
Emir Cubukcu sebagai Inan Ardali


Galeri Foto Ruya / Mimpi; 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yuksek Sosyete / Kehidupan Kelas Atas

Ask Laftan Anlamaz / Cinta Tidak Mendengarkan Alasan

Meryem / Hubungan Rahasia